Pelayan Masyarakat vs Pejabat

Hari ini ada insiden kursi pesawat yang melibatkan seorang wakil
rakyat. Namun hal yang menarik justru bukan kejadian itu sendiri. Ada
sebuah komentar yang cukup menyita perhatian ketika aku mencari
informasi tentang insiden itu. Kurang lebih isinya seperti ini,
"disini namanya pejabat, tetapi diluar sana adalah civil servant. jauh
banget maknanya.".
Lantas aku berpikir sejenak, memang demikian adanya di negeri ini
bahwa orang yang bekerja untuk pemerintah di sebut pejabat. Entah
maksud dari pemakaian kata itu apa aku belum cukup terinformasi. Mulai
dari pegawai berpangkat rendah pun sudah disebut pegawai. Sebagaimana
yang disebut dalam undang-undang yang mengatur tugas pokok dan fungsi
direktorat-ku pun, pegawai rendah macam aku disebut sebagai pejabat.
Tak heran jika pegawai yang lebih tinggi posisinya sudah pasti disebut
pejabat demikian pula untuk posisi-posisi politis seperti presiden,
kepala daerah dan anggota dewan sudah barang tentu memakai istilah
pejabat.
Jika dibandingkan istilah "pelayan masyarakat" maka akan sangat
berbeda jauh maknanya dengan istilah "pejabat". Hal ini sedikit banyak
pasti akan mempengaruhi kepribadian dari orang yang menyandang istilah
tersebut. Ketika istilah "pelayan masyarakat", besar kemungkinan
penyandang istilah itu akan berorientasi sebagaimana istilah yang dia
sandang ketika dia bekerja. Walaupun pada akhirnya tetap kembali
kepada kepribadian masing-masing. Sama halnya jika seseorang
menyandang istilah pejabat, besar kemungkinan orientasinya akan lebih
kepada istilah yang dia sandang bukan kepada tugas pokok dan fungsi
dari istilah yang dia sandang tersebut. Biasanya dalam istilah yang
disandang tersebut memiliki hak atau keistimewaan tertentu yang
berbeda dengan masyarakat kebanyakan. Namun sesungguhnya hak dan
keistimewaan tersebut bukan dalam rangka penghormatan tetapi dalam
rangka mempermudah pelaksanaan tugas pokok dan fungsi dari istilah
yang disandang tersebut. Pada akhirnya muncul pandangan bahwa pejabat
adalah orang yang harus dihormati dan diberi keistimewaan, bukan
sebagai pelayan masyarakat.
Pandangan ini tidak lepas dari pengaruh budaya feodal yang memang
sudah lama ada dalam budaya kita, dimana raja dan bangsawan atau dalam
dunia modern adalah pejabat dan birokrat adalah orang yang harus
dihormati dan berhak atas keistimewaan.
Lalu, mana yang ingin anda pilih? Menjadi pejabat atau pelayanan
msyarakat? Semua tergantung orientasi anda dalam mengabdi kepada
negara.

Author: Trada Stya

Seorang lelaki, suami, ayah dan pekerja yang memiliki ketertarikan kepada teknologi, desain dan otomotif.

Leave a comment